![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjizONfxJQNaB5tNeCykDMmiNXO2x42VEBn0zIajWqoGLiqKN4rTHBo64vjOPg0-6pBMJrqjjOWHkoYXdkEv-jEqaf09xfYAkFrg1aD_vJJndcWvlDcACZypGbhy-4wQIFmxocKtx_j1PO6/s1600/gambyong_dance_wedding_performance.jpg)
Sejak saat itu, tarian yang dibawakan oleh sang penari disebut dengan Tari Gambyong. Pada awalnya, tarian ini hanya ditarikan di lingkungan kesunanan saja, sebagai hiburan bagi Sinuhun Paku Buwono VI, dan juga sebagai tarian untuk menyambut tamu kehormatan. Tapi seiring perkembangan zaman, Tari Gambyong pun bisa dipertunjukkan sebagai hiburan untuk masyarakat umum. Misalnya sebagai hiburan di acara pernikahan adat, atau untuk mempromosikan budaya Jawa Tengah.
Secara umum, Tari Gambyong terdiri atas tiga bagian, yaitu: awal, isi, dan akhir atau dalam istilah tari Jawa gaya Surakarta disebut dengan istilah maju beksan, beksan, dan mundur beksan. Saat menari, para penari memperlihatkan ekspresi wajah yang terlihat berwibawa dan anggun, dibalut dengan riasan wajah yang cantik.
Salah satu sanggar yang masih mementaskan tari Gambyong Sala Minulya adalah sanggar Soeryo Soemirat pimpinan GPH Herwasto Kusumo, yang merupakan salah satu kerabat kesultanan Solo.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar